Masuk
Merujuk pada arti yang dijelaskan oleh Britannica, logistik adalah pergerakan terorganisir dari bahan-bahan dan, kadang-kadang, orang. Sementara jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) logistik memiliki beberapa definisi, yaitu:
  1. pengadaan, perawatan, distribusi, dan penyediaan (untuk mengganti) perlengkapan, perbekalan, dan ketenaga
  2. segi ilmu kemiliteran mengenai pengadaan, perawatan, dan transportasi peralatan, pembekalan, dan pasukan
  3. segala persiapan dan tindakan yang diperlukan untuk memperlengkapi pasukan dengan alat dan perbekalan agar dapat bertempur dalam kondisi yang paling baik dan menguntungkan
Sedikit mengernyitkan dahi dengan definisi kedua dan ketiga yang dijelaskan oleh KBBI karena fokus pada bidang militer? Sebenarnya, meski terasa janggal, hal ini didasari pada sejarah kata “logistik” sendiri yang memang lahir dari dunia militer, bukan dari dunia bisnis khususnya terkait jasa angkut barang seperti yang kita kenal saat ini. Lihat saja bagaimana Merriam–Webster secara khusus mengartikan logistik sebagai “aspek ilmu militer yang menangani pengadaan, pemeliharaan, dan transportasi materiil militer, fasilitas, dan personel.

Definisi logistik secara bisnis

Semua definisi tersebut mulai bergeser sejak Perang Dunia II, yaitu saat logistik berkembang menjadi fungsi penting dalam bisnis. Konsep logistik sebagai disiplin bisnis semakin mendapatkan tempat usai masuk ke dalam literatur yang terkait dengan bisnis pada tahun 1960-an. Meski pada saat itu fokusnya adalah pada sisi outbound dari sistem logistik. Saat ini, kata “logistik” tentu saja sudah akan lebih mengarah pada bidang bisnis. Seperti yang dipaparkan oleh Sondang P Siagian dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2003) berikut ini: Logistik adalah keseluruhan bahan, barang, alat dan sarana yang diperlukan dan dipergunakan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya“. Begitu pula dengan Council of Supply Chain Management Professionals (CSCMP), sebuah organisasi perdagangan berbasis di Amerika Serikat, yang mendefinisikan logistik sebagai proses merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol aliran dan penyimpanan yang efisien dan efektif dari barang, jasa, dan informasi terkait dari titik asal hingga titik konsumsi dengan tujuan menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Pengertian yang digunakan oleh CSCMP tersebut juga selaras dengan pengertian logistik yang disampaikan oleh Yolanda M. Siagian dalam Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis (2005), yaitu:  Logistik merupakan bagian dari proses rantai suplai yang berfungsi merencanakan, melaksanakan, mengontrol secara efektif, efisien proses pengadaan, pengelolaan, penyimpanan barang, pelayanan dan informasi mulai dari titik awal (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen”. Misi logistik dalam suatu perusahaan menurut Donald J.Bowersox dalam buku Supply Chain Logistics Management adalah mengembangkan suatu sistem yang dapat memenuhi kebijaksanaan pelayanan dengan biaya pengeluaran yang serendah mungkin. Sedangkan tujuan logistik dalam supply chain adalah untuk memindahkan dan menempatkan persediaan, sehingga manfaat waktu, tempat dan kepemilikan dapat diperoleh dengan total biaya rendah. Ini berarti dapat meningkatkan nilai dari barang tersebut.
Baca Juga:  Apa itu Depo Kontainer, Fungsi serta Perannya dalam Logistik

Tugas dan Fungsi logistik

Merujuk pada definisi-definisi yang dipaparkan di atas, maka, tugas logistik mencakup berbagai hal terkait dengan pengadaan, pengelolaan, penyimpanan, serta penyediaan informasi dari suatu barang atau jasa. Empat tugas yang jika ditambahkan dengan packaging akan menjadi lima elemen logistik versi dixonpilot.com, yang menyebutkan bahwa tugas logistik adalah processing, packaging, storage, supply, dan transportation. Kelima elemen logistik ini menjadi bagian penting dari sebuah sistem yang memastikan bahwa produk sampai ke tangan konsumen dengan tepat waktu dan dalam kondisi baik dengan masing-masing dijelaskan sebagai berikut:

1) Processing

Ini merupakan tahap pertama dari tugas logistik berupa memastikan informasi dalam sistem terkelola dengan baik. Sebab, informasi yang tepat dan akurat sangat penting untuk mengatur dan mengelola layanan yang ditawarkan.

2) Packaging

Tugas logistik ini sangat penting karena pelanggan ingin melihat produk mereka sebelum membelinya. Oleh karena itu, produk harus dikemas dengan baik sehingga pelanggan dapat memeriksanya sebelum membeli.

3) Storage 

Menyimpan produk yang akan dikirim tentu saja menjadi prosedur yang sangat vital dalam tugas logistik. Prosedur ini didasarkan pada keseimbangan permintaan dan pasokan agar produk selalu siap untuk dikirim melalui layanan pengiriman cepat saat ada permintaan. 

4) Supply

Pengelolaan persediaan produksi melibatkan penentuan berapa banyak produk yang harus dikelola dan diterima, sehingga produk dapat memenuhi permintaan pasar. Ini juga melibatkan pengambilan keputusan yang teratur dan terencana, didukung oleh data tentang apa yang dicari oleh konsumen.
Baca Juga:  Terminal Peti Kemas: Definisi, Fungsi, dan Beragam Jenisnya

5) Transportation

Transportasi tentu saja tidak akan terlepas dalam kumpulan tugas logistik, di mana barang diteruskan dari sumber ke tangan konsumen. Proses ini mencakup pengiriman produk dari gudang ke vendor atau ke pelanggan. Supply chain sangat bergantung pada jasa transportasi untuk menghubungkan setiap tahap proses pengiriman.

Manfaat logistik

Berbagai tugas tersebut tentu saja dilakukan untuk memberikan keuntungan, khususnya dari segi bisnis bagi setiap perusahaan yang menjalankannya. Merujuk pada netsuite.com, secara bisnis, manfaat logistik adalah memberikan peningkatan efisiensi, biaya yang lebih rendah, laju produksi yang lebih tinggi, kontrol inventaris yang lebih baik, penggunaan ruang gudang yang lebih cerdas, peningkatan kepuasan pelanggan dan pemasok, serta pengalaman pelanggan yang lebih baik. Secara lebih rinci, manfaat logistik dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Menghemat Waktu

Melalui logistik yang baik, maka proses penyimpanan dan tentu saja pengiriman barang akan berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Berapa lama barang akan disimpan, dikirim (termasuk lama waktu pengiriman), semua sudah sangat terukur.

2. Efektif Biaya

Menggunakan armada yang tepat dengan rute yang tepat tentu saja akan membuat biaya pengiriman akan lebih hemat. Biaya yang efektif juga akan muncul dalam  pemilihan posisi dan ukuran gudang penyimpanan yang terukur.

3. Terawasi

Lewat pendataan informasi yang lengkap mulai dari jenis produk, posisi produk, lama penyimpanan, hingga lama pengiriman, baik sumber maupun penerima akan merasa aman melihat barang yang sedang dikirim
Baca Juga:  Perbedaan Supply Chain dan Supply Chain Management

Faktor penentu tingkat performa logistik

Dalam pelaksanaannya, kegiatan logistik mempunyai standar performa yang harus dicapai. Tingkat performa yang ingin dicapai kegiatan logistik yaitu terjadinya keseimbangan antara kualitas pelayanan yang diharapkan pelanggan dengan semua biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Donald J.Bowersox dalam buku Supply Chain Logistics Management, terdapat 2 (dua) faktor utama yang menentukan tingkat performa logistik, yaitu:
  • Faktor pelayanan (service), yakni tingkat pelayanan perusahaan pada konsumen.
  • Faktor biaya (cost), yakni biaya yang dihabiskan perusahaan untuk menangani pelayanan pada konsumen.
Bagaimana pendapat Anda setelah melihat pemaparan di atas? Rasanya Anda tentu akan setuju jika menyebut logistik adalah bagian yang sangat vital dari terjaganya rantai pasok dari suatu produk bukan?